Konten/Isi
Guru akan melakukan modifikasi dalam pembelajaran, pada komponen ini guru bisa melihat kesiapan tentang apa yang peserta didik pelajari. Pada aspek konten dalam penerapan pembelajaran diferensiasi, seorang pengajar melakukan diferensiasi yang berkaitan dengan apa yang akan dipelajari peserta didik dalam proses pembelajaran. Selain itu, seorang pengajar perlu untuk dapat mengetahui hal-hal yang perlu untuk dipelajari oleh setiap peserta didik. Berkaitan dengan hal tersebut, pengajar perlu untuk melakukan modifikasi metode pembelajaran terkait dengan bagaimana setiap peserta didik akan mempelajari topik pada proses pembelajaran. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam melakukan diferensiasi tersebut, seorang pengajar dapat melakukan diferensiasi ataupun penyesuaian.
Konten merupakan materi yang diajarkan atau disampaikan pada peserta didik tentunya dengan mempertimbangkan pemetaan kebutuhan belajar peserta didik baik itu dalam aspek kesiapan belajar, aspek minat peserta didik dan aspek profil belajar peserta didik atau kombinasi dari ketiganya.
Strategi diferensiasi konten, perlu di pahami konten itu segala sesuatu yang diajarkan kepada peserta didik, termasuk di dalamnya tiga aspek yaitu, kesiapan belajar, minat, dan profil belajar.
Jika kita berbicara tentang kesiapan belajar peserta didik, maka dapat dilihat dari kemampuan awal peserta didik. Misalnya saja ada sebagian peserta didik yang secara pemahaman masih pada tingkat awal atau mendasar atau pada tingkatan berpikir konkrit, maka pemberian materi yang diberikan merupakan yang terkait dengan fakta dan prinsip, misalnya saja dengan memberikan benda-benda yang memberikan pemahaman yang nyata. Sementara, ada juga peserta didik yang sudah siap transformational, maka pemberian materi juga harus lebih progresif, misalnya dengan memberikan tantangan, question research, atau dengan cara memperluas ide-ide peserta didik. Biasanya peserta didik yang sudah bisa berpikir abstrak, sudah bisa mengerjakan di lembar kerja, misal hanya dengan gambar saja, tidak perlu lagi dengan benda konkrit.
Berdasarkan minat peserta didik, contoh peserta didik belajar teks narasi. Guru menyediakan tentang topik yang yang disukai oleh peserta didik. Jika dilihat dari aspek profil belajar peserta didik, guru memastikan peserta didik belajar sesuai dengan modalitas belajarnya. Belajar dengan modalitas visual, diberikan dalam bentuk gambar. Peserta didik dengan modalitas belajar auditori dapat diberikan materi dalam bentuk audio, dan modalitas belajar kinestetik dapat menggunakan pekerjaan yang sesuai dengan materi pembelajaran.
Pada penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa merancang pembelajaran berdiferensiasi ini mirip seperti menggunakan tombol equalizer pada stereo (Tomlinson, 2001). Seperti yang telah dikatakan di atas, guru perlu menentukan jenis informasi yang harus disiapkan. Memetakan siapa yang mendapatkan informasi yang bersifat foundational dan transformatif. Guru juga dapat melihat kesiapan belajar peserta didik apakah peserta didik siap belajar secara konkret atau belajar secara abstrak. Diferensiasi konten juga dapat dilakukan berdasarkan minat peserta didik. Berdasarkan minat peserta didik guru dapat menyediakan jenis-jenis topik yang mereka minati sesuai dengan pokok bahasan atau materi pembelajaran. Diferensiasi konten berdasarkan profil belajar peserta didik, guru harus memahami modalitas belajar peserta didik, yang lebih cenderung kepada pembelajaran visual, audio, bahkan audio visual.
Proses
Diferensiasi pada proses, peserta didik akan mendapatkan informasi tentang pembelajaran yang baru dan mendapatkan cara belajar sesuai dengan kemampuan peserta didik.
Strategi diferensiasi proses, mengacu bagaimana siswa akan memahami, memaknai atas informasi atau materi yang akan dipelajari. Cara memenuhi atau proses yang perlu disiapkan. Guru harus mengetahui apakah kesiapan belajar siswa secara mandiri maupun kelompok.
Pada diferensiasi proses, guru perlu memberikan bantuan belajar kepada siswa. Guru harus melihat siswa mana yang perlu mendapat bantuan dalam belajar, dapat dilakukan dengan pertanyaan pemandu. Apakah siswa bisa belajar secara mandiri. Hal ini merupakan skenario yang direncanakan oleh guru. Cara melakukan strategi ini misalnya:
- Kegiatan berjenjang, semua siswa bekerja membangun pemahaman dan keterampilan yang sama. Dilakukan dengan dukungan dan tantangan komplek yang berbeda-beda.
- Menyediakan pertanyaan pemandu atau tantangan, akan mendorong siswa untuk mengeksplorasi berbagai materi yang sedang dipelajari menarik minat siswa. Contohnya belajar jenis karangan. Guru bisa meminta siswa untuk membuat karangan yang terkait dengan minatnya. Begitu juga jika siswa berminat dengan pelajaran yang lain guru memberikan ruang untuk siswa mendalami minat tersebut.Pertanyaan pemandu disesuaikan dengan level kemampuan siswa.
- Membuat agenda individu untuk siswa. Guru membuat tugas untuk dikerjakan siswa. Sebagai pekerjaan umum untuk seluruh kelas dan pekerjaan yang terkait dengan tugas individu. Setelah selesai mengerjakan pekerjaan umum maka siswa boleh mengerjakan tugas individu khusus.
- Memvariasikan lama waktu untuk menyelesaikan tugas, untuk memberikan dukungan tambahan, mendorongan siswa memanfaatkan waktu. Memberikan waktu untuk siswa agar dapat mempelajari topik secara mendalam
- Mengembangkan kegiatan bervariasi. Mengakomodasi gaya belajar. Visual, auditori, kinestetik.
- Menggunakan pengelompokan yang fleksibel sesuai dengan kesiapan, kemampuan dan minat.
Diferensiasi pada produk berupa variasi hasil dari tugas pembelajaran, atau variasi untuk penilaian hasil belajar peserta didik. Tugas dan penilaian untuk masing-masing peserta didik dibuat beragam namun masih tetap mengacu pada tujuan pembelajaran yang sama.
Produk adalah hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukan pada guru. Produk adalah sesuatu yang ada wujudnya bisa berbentuk karangan, tulisan, hasil tes, pertunjukan, presentasi, pidato, rekaman, diagram, dan sebagainya. Yang paling penting produk ini harus mencerminkan pemahaman murid yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Diferensiasi produk meliputi dua hal yaitu memberikan tantangan atau keragaman dan memberikan murid pilihan bagaimana mereka dapat mengekspresikan pembelajaran yang diinginkan. Sangat penting bagi guru untuk menentukan ekspektasi pada murid, di antaranya menentukan:
1) kualitas pekerjaan apa yang diinginkan;
2) konten apa yang harus ada pada produk;
3) Bagaimana cara mengerjakannya;
4) Sifat dari produk akhir apa yang diharapkan
Lingkungan belajar merupakan salah satu hal yang penting untuk diperhatikan berkaitan dengan keberlangsungan suatu proses pembelajaran dalam kelas. Berkaitan dengan hal ini, apa yang dimaksud dengan lingkungan belajar adalah suatu kondisi, pengaruh, serta rangsangan yang berasal dari luar, yang memberi pengaruh pada peserta didik, dimana hal-hal tersebut juga meliputi beberapa hal seperti pengaruh fisik, sosial dan intelektual (Suprayogi, 2022).
Lingkungan belajar dapat mengoptimalkan kondisi kelas secara fisik maupun psikologis. Kondisi kelas yang mendukung pembelajaran akan membantu peserta didik untuk belajar sendiri maupun secara berkelompok, lalu guru juga bisa mengendalikan kelas agar kondusif selama pembelajaran, contohnya seperti memberikan tugas kelompok diskusi suatu topik, membuat peserta didik untuk beropini sesuai dengan sumbernya masing-masing, dan menciptakan ruang kelas tenang.