Entri yang Diunggulkan

Alat dan Bahan Keprofesian dan Bermain Peran

KRITERIA GURU DI SENTRA BERMAIN PERAN Memahami teori-teori perkembangan anak Memahami dan dapat menyediakan jenis-jenis main (tiga j...

Sabtu, 06 Desember 2014

Pengembangan Keterampilan Perilaku Adaptik


PERILAKU ADAPTIF

Teori belajar behavioristik adalah teori tentang perubahan tingkah laku, aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku sebagai hasil belajar yang menghubungkan stimulus dengan responnya , karena menurut saya anak usia dini memungkinkan besarnya perubahan sikap karena belum terbukanya pemikiran terhadap lingkungan dalam skala luas, sehingga stimulus yang diberikan pengajar lebih mudah dirasa dan dipahami sehingga cepat mendapat respon. B1 adalah kelas yang saya pilih sebagi objek obsevasi, didalam kelas itu terbagi menjadi 3 kelompok yang masing masing diberi nama kelompok Stroberi, kelompok apel dan kelompok Nanas yang disetiap kelompoknya terdiri dari 10 orang murid, pemilihan tempat duduk ditentukan oleh wali kelas terssebut, dengan tujuan kepribadian anak dapat berkembang dengan bersosialisasi tidak hanya dengan teman yang sudah akrab sebelumnya melainkan dengan teman – teman lainnya, walaupun banyak yang menolak untuk ditentukan pada kelompok mana mereka akan ditempatkan akan tetapi dengan ketegasan guru mereka pun menurut ini memperlihatkan perubahan tingkah laku anak yang cenderung manja dan egois dapat berubah menjadi lebih disiplin pada peraturan yang sudah di tentukan.

Menurut MEYERS, dkk (1979) perilaku adaptive adalah adaptive behavior at the very legt refers to a subject's typically exhhibited competenciens in adjustment to the culture as expected for hi/her age level, in or out of school. To be adaptive in behavior presupposes that one possesses the potential to be adaptive, but the degree and quality of actual adaptive behavior are not idential with potential.

Biasanya program bimbingan yang dapat diberikan yaitu di sekolah luar biasa (SLB), atau pendidikan khusus, yang melayani anak-anak tunagrahita.
Model bimbingan perkembangan perilaku adaptif anak tunagrahita dengan memanfaatkan permainan terapeutik dalam pembelajaran. adapun model-model ini terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut :
1. Rasional
2. Visi dan Misi Bimbingan perkembangan perilaku adaptif
3. Tujuan bimbingan perkembangan adaptif
4. isi Bimbingan perkembangan perilaku adaptif
5. Pendukung sistem bimbingan perkembangan perilaku adaptif
6. Komponen utama bimbingan perkembangan perilaku adaptif

Perilaku tertutup (convert behavior)
Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.

Ada dua hal pokok dalam perilaku adaptif, yaitu:
1. Personal living skills
menyangkut keterampilan menolong diri (makan, berpakaian, pergi kekamar mandi) – keterampilan sensorimotor – memelihara barang milik sendiri.
2. Social living skills
menyangkut keterampilan sosial (keterampilan menilai lingkungan secara tepat, berhubungan dng tata krama), menggunakan pengetahuan yang telah dimiliki dalam kehidupan sehari-hari (memahami arah untuk bepergian, menggunakan uang) dan keterampilan menyesuaikan diri dengan lingkungan terdekat
bimbingan perilaku adaptif berdasarkan atas pendekatan sistem adalah suatu cara menganalisis komponen-komponen sistem untuk membuat situasi yang mantap dan saling berhubungan antara menghimpun pandangan baru agar memberikan hasil optimal. Bimbingan perilaku adaptif mempunyai komponen utama antara lain input, proses, out put, monitoring dan evaluasi, serta balikan.

Proses Pembentukan Perilaku
Proses pembentukan perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri, faktor-faktor tersebut antara lain :

1. Persepsi
pengalaman yang dihasilkan melalui indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan sebagainya.

2. Motivasi
Motivasi diartikan sebagai dorongan untuk bertindak untuk mencapai sutau tujuan tertentu, hasil dari pada dorongan dan gerakan ini diwujudkan dalam bentuk perilaku

3. Emosi
Perilaku juga dapat timbul karena emosi, Aspek psikologis yang mempengaruhi emosi berhubungan erat dengan keadaan jasmani, sedangkan keadaan jasmani merupakan hasil keturunan (bawaan), Manusia dalam mencapai kedewasaan semua aspek yang berhubungan dengan keturunan dan emosi akan berkembang sesuai dengan hukum perkembangan, oleh karena itu perilaku yang timbul karena emosi merupakan perilaku bawaan.

4. Belajar
Belajar diartikan sebagai suatu pembentukan perilaku dihasilkan dari praktek-praktek dalam lingkungan kehing dihasilkan dari perilaku terdahulu
Layanan Bimbingan Pengembangan Perilaku Non- Adaptif Untuk Penderita Tunagrahita

Tunagrahita adalah anak yang mengalami hambatan dan keterbelakangan perkembangan mental yang memiliki intelektual jauh dibawah rata-rata sehingga mengalami kesulitan dalam tugas akademik, komunikasi maupun sosial.

Bimbingan pengembangan perilaku adaptif siswa tunagrahita di sekolah tingkat sekolah dasar atau sekolah reguler dengan pendekatan inklusi merupakan bimbingan pribadi- sosial dan konselingnya bersifat perseorangan. Konseling terhadap siswa tunagrahita dilakukan karena mereka banyak mengalami gangguan- gangguan emosional disebabkan oleh kondisi sosial yang negatif, disamping mereka sendiri tidak mampu melakukan komunikasi secara verbal (Bootzin, R. R. & Acocella, J. R., 1988: 485). Layanan konseling perorangan memungkinkan peserta didik tunagrahita mendapatkan layanan langsung oleh guru kelas selaku konselor. Bentuk bimbingan dan konseling terhadap siswa tunagrahita di sekolah perlu adanya penyesuaian yang berdasarkan atas karakteristik khusus, kebutuhan setiap siswa, tujuan dan sasaran, serta aspek perkembangan pribadi- sosial.

Tujuan bimbingan pengembangan prilaku non- adaptif siswa tunagrahita di tingkat sekolah dasar, antara lain:
a. Membantu siswa tunagrahita agar secara sosio- emosional dapat melalui masa transisi dari lingkungan sekolah taman kanak- kanak/ lingkungan keluarga ke lingkungan sekolah dasar.
b. Membantu siswa tunagrahita agar dapat mengatasi kesulitan yang dihadapinya, baik dalam kegiatan belajar maupun pendidikan pada umumnya.
c. Membantu siswa tunagrahita dalam upaya untuk mampu memahami keadaan dirinya dan lingkungan hidupnya (kelebihan, kekurangan, dan kelainan yang ia sandang).
d. Membantu orang tua siswa yang bersangkutan dalam memahami anaknya sebagai makhluk individual maupun makhluk sosial, serta kebutuhan- kebutuhannya.

Sasaran layanan bimbingan pengembangan prilaku non- adaptif di sekolah yang menangani siswa tunagrahita meliputi:
a. Bimbingan ditujukan kepada semua individu yang berkelainan tanpa memandang umur, suku, agama, dan status sosial ekonomi.
b. Bimbingan berurusan dengan pribadi yang berkelainan serta unik.
c. Bimbingan memperhatikan sepenuhnya terhadap tahap dan berbagai aspek perkembangan individu yang berkelainan, sehingga dapat mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki individu siswa tunagrahita.
d. Bimbingan memberikan perhatian utama kepada perbedaan individu yang berkelainan yang menjadi pokok layanannya.

0 comments:

Posting Komentar