Alat dan Bahan Keprofesian dan Bermain Peran

Memiliki pengetahuan tentang tahapan-tahapan main anak. Dapat membuat tema dan lesson plan yang merupakan kerangka kerja guru dalam mengalirkan materi pada anak.

Sentra PAUD dan Pelaksanaanya

Investasi terbesar bagi penerapan Sistem BCCT adalah pada biaya pelatihan guru-guru, dan waktu pelatihan yang cukup panjang, yang tidak bisa dituntaskan dalam sekali pelatihan

Pengembangan Keterampilan Perilaku Adaptik

Teori belajar behavioristik adalah teori tentang perubahan tingkah laku, aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku sebagai hasil belajar yang menghubungkan stimulus dengan responnya

Entri yang Diunggulkan

Alat dan Bahan Keprofesian dan Bermain Peran

KRITERIA GURU DI SENTRA BERMAIN PERAN Memahami teori-teori perkembangan anak Memahami dan dapat menyediakan jenis-jenis main (tiga j...

Minggu, 06 November 2022

MIND MAPPING KELOMPOK PEMBELAJARAN DIFERENSIASI


Konten/Isi

Guru akan melakukan modifikasi dalam pembelajaran, pada komponen ini guru bisa melihat kesiapan tentang apa yang peserta didik pelajari. Pada aspek konten dalam penerapan pembelajaran diferensiasi, seorang pengajar melakukan diferensiasi yang berkaitan dengan apa yang akan dipelajari peserta didik dalam proses pembelajaran. Selain itu, seorang pengajar perlu untuk dapat mengetahui hal-hal yang perlu untuk dipelajari oleh setiap peserta didik. Berkaitan dengan hal tersebut, pengajar perlu untuk melakukan modifikasi metode pembelajaran terkait dengan bagaimana setiap peserta didik akan mempelajari topik pada proses pembelajaran. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam melakukan diferensiasi tersebut, seorang pengajar dapat melakukan diferensiasi ataupun penyesuaian. 

Konten merupakan materi yang diajarkan atau disampaikan pada peserta didik tentunya dengan mempertimbangkan pemetaan kebutuhan belajar peserta didik baik itu dalam aspek kesiapan belajar, aspek minat peserta didik dan aspek profil belajar peserta didik atau kombinasi dari ketiganya.

Strategi diferensiasi konten, perlu di pahami konten itu segala sesuatu yang diajarkan kepada peserta didik, termasuk di dalamnya tiga aspek yaitu, kesiapan belajar, minat, dan profil belajar. 

Jika kita berbicara tentang kesiapan belajar peserta didik, maka dapat dilihat dari kemampuan awal peserta didik. Misalnya saja ada sebagian peserta didik yang secara pemahaman masih pada tingkat awal atau mendasar atau pada tingkatan berpikir konkrit, maka pemberian materi yang diberikan merupakan yang terkait dengan fakta dan prinsip, misalnya saja dengan memberikan benda-benda yang memberikan pemahaman yang nyata. Sementara, ada juga peserta didik yang sudah siap transformational, maka pemberian materi juga harus lebih progresif, misalnya dengan memberikan tantangan, question research, atau dengan cara memperluas ide-ide peserta didik.  Biasanya peserta didik yang sudah bisa berpikir abstrak, sudah bisa mengerjakan di lembar kerja, misal hanya dengan gambar saja, tidak perlu lagi dengan benda konkrit. 

Berdasarkan minat peserta didik, contoh peserta didik belajar teks narasi. Guru menyediakan tentang topik yang yang disukai oleh peserta didik. Jika dilihat dari aspek profil belajar peserta didik, guru memastikan peserta didik belajar sesuai dengan modalitas belajarnya. Belajar dengan modalitas visual, diberikan dalam bentuk gambar. Peserta didik dengan modalitas belajar auditori dapat diberikan materi dalam bentuk audio, dan modalitas belajar kinestetik dapat menggunakan pekerjaan yang sesuai dengan materi pembelajaran. 

Pada penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa merancang pembelajaran berdiferensiasi ini mirip seperti menggunakan tombol equalizer pada stereo (Tomlinson, 2001). Seperti yang telah dikatakan di atas, guru perlu menentukan jenis informasi yang harus disiapkan. Memetakan siapa yang mendapatkan informasi yang bersifat foundational dan transformatif. Guru juga dapat melihat kesiapan belajar peserta didik apakah peserta didik siap belajar secara konkret atau belajar secara abstrak. Diferensiasi konten juga dapat dilakukan berdasarkan minat peserta didik. Berdasarkan minat peserta didik guru dapat menyediakan jenis-jenis topik yang mereka minati sesuai dengan pokok bahasan atau materi pembelajaran. Diferensiasi konten berdasarkan profil belajar peserta didik, guru harus memahami modalitas belajar peserta didik, yang lebih cenderung kepada pembelajaran visual, audio, bahkan audio visual.



Proses

Diferensiasi pada proses, peserta didik akan mendapatkan informasi tentang pembelajaran yang baru dan mendapatkan cara belajar sesuai dengan kemampuan peserta didik. 

Strategi diferensiasi proses, mengacu bagaimana siswa akan memahami, memaknai atas informasi atau materi yang akan dipelajari. Cara memenuhi atau proses yang perlu disiapkan. Guru harus mengetahui apakah kesiapan belajar siswa secara mandiri maupun kelompok.

Pada diferensiasi proses, guru perlu memberikan bantuan belajar kepada siswa. Guru harus melihat siswa mana yang perlu mendapat bantuan dalam belajar, dapat dilakukan dengan pertanyaan pemandu. Apakah siswa bisa belajar secara mandiri. Hal ini merupakan skenario yang direncanakan oleh guru. Cara melakukan strategi ini misalnya:

  1. Kegiatan berjenjang, semua siswa bekerja membangun pemahaman dan keterampilan yang sama. Dilakukan dengan dukungan dan tantangan komplek yang berbeda-beda.
  2. Menyediakan pertanyaan pemandu atau tantangan, akan mendorong siswa untuk mengeksplorasi berbagai materi yang sedang dipelajari menarik minat siswa. Contohnya belajar jenis karangan. Guru bisa meminta siswa untuk membuat karangan yang terkait dengan minatnya. Begitu juga jika siswa berminat dengan pelajaran yang lain guru memberikan ruang untuk siswa mendalami minat tersebut.Pertanyaan pemandu disesuaikan dengan level kemampuan siswa.
  3. Membuat agenda individu untuk siswa. Guru membuat tugas untuk dikerjakan siswa. Sebagai pekerjaan umum untuk seluruh kelas dan pekerjaan yang terkait dengan tugas individu. Setelah selesai mengerjakan pekerjaan umum maka siswa boleh mengerjakan tugas individu khusus.
  4. Memvariasikan lama waktu untuk menyelesaikan tugas, untuk memberikan dukungan tambahan, mendorongan siswa memanfaatkan waktu. Memberikan waktu untuk siswa agar dapat mempelajari topik secara mendalam
  5. Mengembangkan kegiatan bervariasi. Mengakomodasi gaya belajar. Visual, auditori, kinestetik. 
  6. Menggunakan pengelompokan yang fleksibel sesuai dengan kesiapan, kemampuan dan minat. 

Produk

Diferensiasi pada produk berupa variasi hasil dari tugas pembelajaran, atau variasi untuk penilaian hasil belajar peserta didik. Tugas dan penilaian untuk masing-masing peserta didik dibuat beragam namun masih tetap mengacu pada tujuan pembelajaran yang sama. 

Produk adalah hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukan pada guru. Produk adalah sesuatu yang ada wujudnya bisa berbentuk karangan, tulisan, hasil tes, pertunjukan, presentasi, pidato, rekaman, diagram, dan sebagainya. Yang paling penting produk ini harus mencerminkan pemahaman murid yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Diferensiasi produk meliputi dua hal yaitu memberikan tantangan atau keragaman dan memberikan murid pilihan bagaimana mereka dapat mengekspresikan pembelajaran yang diinginkan. Sangat penting bagi guru untuk menentukan ekspektasi pada murid, di antaranya menentukan: 

1) kualitas pekerjaan apa yang diinginkan; 

2) konten apa yang harus ada pada produk; 

3) Bagaimana cara mengerjakannya; 

4) Sifat dari produk akhir apa yang diharapkan

Lingkungan Belajar

Lingkungan belajar merupakan salah satu hal yang penting untuk diperhatikan berkaitan dengan keberlangsungan suatu proses pembelajaran dalam kelas. Berkaitan dengan hal ini, apa yang dimaksud dengan lingkungan belajar adalah suatu kondisi, pengaruh, serta rangsangan yang berasal dari luar, yang memberi pengaruh pada peserta didik, dimana hal-hal tersebut juga meliputi beberapa hal seperti pengaruh fisik, sosial dan intelektual (Suprayogi, 2022). 

Lingkungan belajar dapat mengoptimalkan kondisi kelas secara fisik maupun psikologis. Kondisi kelas yang mendukung pembelajaran akan membantu peserta didik untuk belajar sendiri maupun secara berkelompok, lalu guru juga bisa mengendalikan kelas agar kondusif selama pembelajaran, contohnya seperti memberikan tugas kelompok diskusi suatu topik, membuat peserta didik untuk beropini sesuai dengan sumbernya masing-masing, dan menciptakan ruang kelas tenang.

Jumat, 15 Mei 2015

Alat dan Bahan Keprofesian dan Bermain Peran


KRITERIA GURU DI SENTRA BERMAIN PERAN
  1. Memahami teori-teori perkembangan anak
  2. Memahami dan dapat menyediakan jenis-jenis main (tiga jenis main)
  3. Memahami pengetahuan apa yang dibutuhkan anak.
  4. Memiliki pengetahuan tentang tahapan-tahapan main anak.
  5. Dapat membuat tema dan lesson plan yang merupakan kerangka kerja guru dalam mengalirkan materi pada anak.
  6. Membuat perencanaan sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak.
  7. Memiliki tentang peran-peran yang ada di muka bumi serta kebutuhannya untuk mendukung peran-peran tersebut.
  8. Dapat memfasilitasi kebutuhan anak dan kebutuhan mainnya.
  9. Dapat menjadi sumber bagi anak.
  10. Dapat memberikan pijakan bagi main anak untuk dapat meningkatkan semua domain berpikir anak.
  11. Dapat mengobservasi dan membuat catatan perkembangan anak dan disimpan dalam portofolio amsing-masing anak.
  12. Memilki usaha keras dalam bekerja untuk merealisasikan perencanaan pembelajaran yang sudah dibuat.
  13. Memilki kemauan untuk terus belajar menambah pengetahuan guna mendukung pekerjaannya dalam menolong dan meningkatkan perkembangan anak di semua domain berfikir anak.
  14. Menjadi Model bagi anak yang berlandaskan 18 sikap (mutu, hormat, jujur, bersih, kasih saying, sabar, syukur, ihklas, disiplin, tanggung jawab, khususk, rajin, berfikir posistif, ramah, rendah hati, istiqomah, taqwa dan qanaah).


Main peran memberikan kesempatan pada anak untuk memainkan peran-peran yang beragam dengan tujuan agar mereka mengerti, menghormati dan memiliki empati akan peran-peran yang ada disekitar mereka serta sikap-sikap positif lainnya pada diri anak, yang merupakan bekal mereka dalam interaksi social di masyarakat pada kehidupannya kelak.

Sentra main peran mendukung keseluruhan perkembangan anak. Membangun tujuh kecerdasan dasar, meningkatkan enam domain perkembangan berpikir anak (domain Aestetik, afeksi, kognisi, social, bahasa, dan psikomotor) dan nilai-nilai 18 sikap (mutu, hormat, jujur, bersih, kasih saying, sabar, syukur, ihklas, disiplin, tanggung jawab, khususk, rajin, berfikir posistif, ramah, rendah hati, istiqomah, taqwa dan qana’ah).

MANFAAT
1.      Kemampuan dalam berbahasa yang baik dan benar.
2.      Kemampuan berfikir yang tinggi.
3.      Kemampuan social emosional yang tinggi.
4.      Memilki kreatifitas dan imajinasi yang tinggi.
5.      Memiliki rentang kosentrasi yang panjang.

ALAT DAN BAHAN
Main peran besar
1.      Alat dan bahan main kerumah tanggaan
2.      Alat dan bahan main keprofesian
3.      Alat dan bahan main yang mendukung keaksaraan anak.

Alat dan bahan main kerumah tanggaan
  1. Meliputi alat-alat yang ditempatkan pada ruang-ruang yang ada dalam rumah, seperti : Ruang tamu: meja dan kursi tamu, karpet, taplak, vas bunga
  2. Ruang keluarga: karpet, meja kecil untuk telepon beserta kertas dan pensil untuk mencatat pesan, rak buku, buku-buku cerita.
  3. Ruang tidur: dipan kecil beserta kasur, bantal dan guling, seprei, dan sarung bantal guling.
  4. Ruang makan: meja dan kursi makan, perlengkapan makan dan minum, makanan dan minuman pura-pura, loker tempat penyimpanan alat main.
  5. Ruang dapur: meja, perlengkapan memasak (seperti:kompor mainan, panic, wajan, sodet/sotil), kain lap, celemek dll.
  6. Kamar mandi: perlengkapan mandi (sabun, sampo, pasta gigi, dan sikat gigi pura-pura, handuk), bak mandi, keran wastafel, closet.
  7. Alat pendukung kebersihan: sapu, pengki, kain pel, tempat sampah, vacuum cleaner.


  1. Nelayan (tema laut): Kapal dari dus beks, kail, jarring untuk menangkap ikan, wadah tangkapan ikan, lampu penerang, bahan bakar kapal, umpan ikan, ikan-ikannan dari karton dll.
  2. Dokter (tema pekerjaan): Jas dokter warna putih, masker, sarung tangan karet, stetoskop, thermometer, alat pengukur tekanan darah, jarum suntik mainan, timbangan badan, senter kecil, botol-botol dan obat pura-pura, kertas resep, meja dan kursi, tempat tidur.
  3. Palaentolog (tea dinosaurus): area pasir, topi, baju kerja, sepetu, papan, kertas dan alat tulis, pahat, sekpo, kuas, tulang-tulang sapi, ayam, barang-barang temuan perlengkapan makan dan minum. Dan lai-lain.

ALAT/BAHAN MAIN MENDUKUNG KEAKSARAAN
Meliputi: Kertas, alat-alat tulis (krayon, spidol, pensil) penggaris, penghapus, buku-buku cerita, buku-buku resep, buku btelepon, Koran, majalah, brosur catalog belanja. Kertas dengan tulisan bagian-bagian scenario misalnya: rumah sakit, Restoran, kantor pos, super market, pantai, pemadam kebakaran dan lai-lain.

SENTRA MAIN PERAN KECIL (MIKRO)
  1. Maket bangunan berikut perlengkapan furniture dengan ukuran yang proporsional dengan bangunannya (meja kursi, rumah boneka). Catatan: rumah boneka dapat dijadikan bentuk bangunan lain, seperti kantor, rumah sakit, supermarket, dll.
  2. Boneka: orang dan binatang. Kakek, nenek, ayah, ibu, anak-anak (remaja, anak, bayi) dan boneka binatang laut (ikan gurita, cumi-cumi, kuda laut), binatang hutan (singa, harimau, jerapah, kuda nil, monyet, burung dll) binatang peternakan (sapi, kambing, kuda, ayam, bebek kerbau)
  3. Asesoris pendukung seperti: pohon, pagar, kendaraan, perlengkapan memasak, perlengkapan profesi : Luar rumah (pagar, pohon, tanaman dalam pot), dalam  rumah (taplak, majalah, vas bunga), perlengkapan kamar tidut (seprei, bantal guling dll), perlengkapan makan (piring, sendok, garpu), perlengkapan mandi, perlengkapan memasak.
  4. Perlengkapan profesi: perlengkapan dokter, perlengkapan pemadam kebakaran, perlengkapan perternakan, perlengkapan petani, perlengkapan penyelam.
  5. Alat dan bahan yang mendukung keaksaraan. Meliputi: kertas (HVS, origami, buffalo, dll), alat tulis, penggaris, buku resep, buku telepon, brosur catalog belanja, menu makanan.
  6. Tulisan : Restoran, Rumah Sakit, Pasar, Super Market.


Sentra PAUD dan Pelaksanaanya


Berapa biaya untuk membangun Sistem Sentra?

Investasi terbesar bagi penerapan Sistem BCCT adalah pada beaya pelatihan guru-guru, dan waktu pelatihan yang cukup panjang, yang tidak bisa dituntaskan dalam sekali pelatihan. Ada enam (6) modul yang masing-masingnya memerlukan waktu pelatihan selama satu minggu.

Untuk materi-materi/sarana penunjang BCCT, besarnya beaya relatif. Sebab, sejumlah sarana bisa menggunakan bahan-bahan yang murah dan mudah didapatkan. Di sini, guru dituntut untuk kreatif. 

Contoh: untuk membuat aneka model cetakan huruf dan bidang-bidang geometri, bisa menggunakan karton bekas, atau menggunakan daun-daun kering aneka warna yang bisa dicari bersama di sekitar. Untuk menghitung, bisa menggunakan lidi warna, biji-bijian, atau batu kerikil.
Sambil berjalan, sekolah bisa menabung untuk menambah kelengkapan APE (Alat Penunjang Edukatif) secara bertahap.

Buatlah kelompok sesuai dengan jumlah Sentra yang ada.
Satu kelas maksimum hanya untuk 10 anak.
Untuk kelompok A maksimum 6 anak.
Guru memilih sendiri Sentra yang dikuasai dan disukainya.
Menginvestarisasi dan klasifikasi alat-alat bantu yang dimiliki.
Membuat ruangan untuk kelas sesuai dengan nama Sentra
Membuat materi dasar sesuai dengan tema.
Observasi anak setiap hari.
Membuat agenda harian, mingguan, bulanan dan tahunan
Membuat rencana kerja harian atau Lesson Plan.

Pengertian pendekatan sentra, Pijakan, sentra main dan saat lingkaran :
Pendekatan Sentra dan lingkaran adalah pendekatan penyelenggaraan PAUD yang berfokus pada anak yang dalam proses pembelajarannya berpusat disentra main dan saat anak proses pembelajarannya berpusat di sentra main dan saat anak dalam lingkaran dengan menggunakan 4 jenis pijakan (scoffolding) untuk mendukung perkembangan anak, yaitu pijakan lingkungan main, pijakan sebelum main, pijakan selama main, dan pijakan setelah main.

Pijakan adalah dukungan yang berubah-ubahyang disesuaikan dengan perkembangan yang dicapai anak yang diberikan sebagai pijakan untuk mencapai perkembangan yang lebih tinggi.

Sentra main adalah zona atau area main anak yang dilengkapi dengan seperangkat alat main yang berfungsi sebagai pijakan lingkungan yang diperlukan untuk mendukung perkembangan anak dalam 3 jenis main, yaitu ; main sensorimotor atau fungsional, main peran, dan main pembangunan.

Saat lingkaran adalah saat dimana pendidik 9guru/kader/pamong) duduk bersama anak dengan posisi melingkar untuk memberikan pijakan kepada anak yang dilakukan sebelum dan sesudah main.

Sentra yang  berhubungan dengan pengembangan Otak Kanan adalah :
1. Sentra Ibadah
Tempat bermain sambil belajar untuk mengembangkan kecerdasan jamak dimana kegiatan main lebih menitik beratkan pada kegiatan keagamaan. Di sentra ini anak difasilitasi dengan kegiatan bermain yang memfokuskan pada pembiasaan beribadah dan mengenal huruf hijaiyyah dengan cara bermain sambil belajar.
Efek yang diharapkan: Tertanamnya perilaku akhlakul karimah, ikhlas, sabar dan senang menjalankan perintah agama.

2. Sentra bermain peran
Tempat bermain sambil belajar, dimana anak dapat mengembangkan daya imajinasi dan mengekspresikan perasaan saat ini, kemarin, dan yang akan datang. Penekanan sentra ini terletak pada alur cerita sehingga anak terbiasa untuk berfikir secara sistimatis.
Efek yang diharapkan: Anak dapat bersosialisasi dan berinteraksi dengan teman dan lingkungan sekitar dan mengembangkan kemampuan berbahasa secara optimal.

Contoh kegiatan sentra peran, yaitu :
Main rumah-rumahan
Main dokter dan rumah sakit
Main restoran
Main tukang
Main salon
Main pasar-pasaran, dan lain lain.

3. Sentra musik dan Budaya
Tempat bermain sambil belajar untuk mengenalkan beragam musik terutama musik tradisional, dan permainan tradisional dari berbagai daerah.
Efek yang diharapkan dari sentra ini :Anak dapat mengenal nada, birama dan ritme disamping dapat mengenal keragaman permainan tradisional yang dapat mengembangkan berbagai aspek perkembangan

4. Sentra Seni dan kreatifitas
Tempat bermain sambil belajar yang menitik beratkan pada kemampuan anak dalam berkreasi. Kegiatan di sentra ini dilaksanakan dalam bentuk proyek, dimana anak diajak untuk menciptakan kreasi tertentu yang akan menghasilkan sebuah karya.
Efek yang diharapkan: Anak dapat berfikir secara kreatif

Sentra  yang berhubungan dengan pengembangan Otak Kiri yaitu :
1. Sentra persiapan
Tempat bermain sambil belajar untuk mengembangkan pengalaman keaksaraan. Di sentra ini anak difasilitasi dengan permainan yang dapat mendukung pengalaman baca, tulis, hitung dengan cara yang menyenangkan dan anak dapat memilih kegiatan yang diminati
Efek yang diharapkan: Anak dapat berpikir teratur, senang membaca, menulis dan menghitung.

2. Sentra Bahan Alam
Tempat bermain sambil belajar untuk mengembangkan pengalaman sensori motor dalam rangka menguatkan tiga jari untuk persiapan menulis, sekaligus pengenalan sains untuk anak.
Efek yang diharapkan: Anak dapat terstimulasi aspek motorik halus secara optimal, dan mengenal sains sejak dini.

3. Sentra Balok
Tempat bermain sambil belajar untuk mempresentasikan ide ke dalam bentuk nyata (bangunan). Di sentra ini anak dapat memainkan balok dengan perbandingan 1 anak ± 100 balok plus assesoris. Penekanan sentra ini pada start and finish, di mana anak mengambil balok sesuai kebutuhan dan mengembalikan dengan mengklasifikasi berdasarkan bentuk balokEfek yang diharapkan: Anak dapat berfikir tipologi, mengenal ruang dan bentuk sehingga dapat mengembangkan kecerdasan visual spasial secara optimal dan anak dapat mengenal bentuk – bentuk geometri yang sangat berguna untuk pengetahuan dasar matematika.

Contoh kegiatan sentra peran :

Main peran disebut juga main simbolik, role play, pura-pura, make-believe, fantasi, imajinasi, atau main drama. Main peran ada dua, yaitu main peran besar (makro) dan main peran kecil (mikro). (Erik Erikson, 1977).

Main peran besar (makro) menggunakan alat dengan ukuran sesungguhnya, di sentra ini anak mengekspresikan ide-idenya dengan “gesture” memerankan seseorang atau sesuatu (mengduk-aduk pasir, pura-pura membuat kue) atau dengan obyek.

Main peran kecil (mikro) anak bermain dengan alat-alat atau benda berukuran kecil atau mini (boneka orang, binatang, rumah dan lain-lain). Dalam permainan ini anak bertindak sebagai dalang yang menggerakan alat main tersebut untuk memainkan sesuatu adegan.

Main peran merupakan praktek anak dalam kehidupan nyata yang membolehkan anak untuk membayangkan dirinya dimasa depan dan menciptakan kembali kondisi masa lalu.
Dikatakan main peran bila anak menunjukan cirri-ciri main peran, yaitu:
1.      Anak meniru peran.
2.      Anak tetap pada peran untuk beberapa menit.
3.    Anak memakai tubuh dan obyek atau mempresentasikan imajinasinya dengan obyek dan orang.
4.      Anak berinteraksi dengan anak lain.
5.      Anak bertukar kata.

Kegiatan-kegiatan di sentra main peran
1.      Main sensori motor
2.      Main seimbolik
3.      Main pembangunan

Sistem kerja otak anak dan metode BCCT

Sistem kerja otak anak

Sebelum membahas sentra dalam BCCT dan kaitannya dengan pengembangan otak kiri dan otak kanan. Perlu kita pahami dahulu sistem kerja dari keduanya.

Perbedaan Fungsi Otak Kanan & Otak Kiri
Perbedaan dua fungsi otak sebelah kiri dan kanan akan membentuk sifat, karakteristik dan kemampuan yang berbeda pada seseorang. Perbedaan teori fungsi otak kiri dan otak kanan ini telah populer sejak tahun 1960an, dari hasil penelitian Roger Sperry.
       
Otak besar atau cerebrum yang merupakan bagian terbesar dari otak manusia adalah bagian yang memproses semua kegiatan intelektual, seperti kemampuan berpikir, penalaran, mengingat, membayangkan, serta merencanakan masa depan.
       
Otak besar dibagi menjadi belahan kiri dan belahan kanan, atau yang lebih dikenal dengan Otak Kiri dan Otak Kanan. Masing-masing belahan mempunyai fungsi yang berbeda. Otak kiri berfungsi dalam hal-hal yang berhubungan dengan logika, rasio, kemampuan menulis dan membaca, serta merupakan pusat matematika. Beberapa pakar menyebutkan bahwa otak kiri merupakan pusat Intelligence Quotient (IQ).
       
Sementara itu otak kanan berfungsi dalam perkembangan Emotional Quotient (EQ). Misalnya sosialisasi, komunikasi, interaksi dengan manusia lain serta pengendalian emosi. Pada otak kanan ini pula terletak kemampuan intuitif, kemampuan merasakan, memadukan, dan ekspresi tubuh, seperti menyanyi, menari, melukis dan segala jenis kegiatan kreatif lainnya.
       
Belahan otak mana yang lebih baik? Keduanya baik. Setiap belahan otak punya fungsi masing-masing yang penting bagi kelangsungan hidup manusia. Akan tetapi, menurut penelitian, sebagian besar orang di dunia hidup dengan lebih mengandalkan otak kirinya. Hal ini disebabkan oleh pendidikan formal (sekolah dan kuliah) lebih banyak mengasah kemampuan otak kiri dan hanya sedikit mengembangkan otak kanan.
       
Orang yang dominan otak kirinya, pandai melakukan analisa dan proses pemikiran logis, namun kurang pandai dalam hubungan sosial. Mereka juga cenderung memiliki telinga kanan lebih tajam, kaki dan tangan kanannya juga lebih tajam daripada tangan dan kaki kirinya. Sedangkan orang yang dominan otak kanannya bisa jadi adalah orang yang pandai bergaul, namun mengalami kesulitan dalam belajar hal-hal yang teknis.

Metode Beyond Center and Circle Time dan hubungannya dengan rangsangan sistem kerja otak.

Apakah yang dimaksud dengan Metode BCCT atau “Beyond Center and Circle Time” ?

BCCT adalah kependekan Beyond Centers and Circle Time, atau yang lebih dikenal di sini dengan sebutan “Sistem Sentra” -- pembelajaran yang menggunakan prinsip-prinsip yang terpusat, fokus, dalam lingkaran-lingkaran kecil, yang membangun segenap potensi anak agar otak, tubuh dan akhlaknya berfungsi secara positif dan optimal.


Metode ini ditujukan untuk merangsang seluruh aspek kecerdasan anak.
Agar kecerdasannya dapat berkembang secara optimal, maka otak anak perlu dirangsang untuk terus berfikir secara aktif dengan menggali pengalamannya sendiri (bukan sekedar mencontoh atau menghafal).

Metode ini memandang bermain sebagai wahana yang paling tepat dan satu-satunya wahana pembelajaran anak, karena disamping menyenangkan, bermain dalam setting pendidikan dapat menjadi wahana untuk berfikir aktif, kreatif.

Sabtu, 06 Desember 2014

Contoh Soal UAS


Soal !

1.) Mengapa calon guru PAUD harus mendapatkan mata kuliah Profesi Pendidikan, Jelaskan ?

2.) Apa bedanya antara
    a.)    Profesi        c.) Profesionalisme
    b.)    Profesional    d.) Profesionalisasi

3.) Apa yg harus di persiapkan dan di lakukan agar seseorang.
    a.) Memiliki persyaratan sebagai CPNS
    b.) Mampu memahami dan melaksanakan dengan baik peran serta kewajibannya sebagai PNS
    c.) Memiliki dan melaksanakan kompetensi bagi seorang Guru

4.) Mengapa guru di samping mengajar masih harus melaksanakan tugas-tugas yg lain seperti tugas Administratif tugas sebagai seorang pembimbing, Jelaskan dengan contoh, !


JAWABAN !

1. Karena tidak semua pekerjaan atau jabatan dapat disebut profesi karena profesi menuntut keahlian para pemangkunya.” Berawal dari pernyataan tersebut, jelas bahwa profesi bukanlah suatu pekerjaan biasa, melainkan pekerjaan yang dilakukan secara profesional dengan keahlian dan pendidikan yang memadai dan dilatari oleh pengakuan secara formal maupun informal. Seseorang yang memiliki suatu profesi tertentu, disebut profesional. Dalam RUU Guru (pasal 1 ayat 4) dinyatakan bahwa “profesional” adalah kemampuan melakukan pekerjaan sesuai dangan keahlian dan pengabdian diri kepada pihak lain, sedangkan “Profesionalisme” adalah sikap mental dalam bentuk komitmen dari seseorang yang memiliki profesi untuk mewujudkan dan meningkatkan kualitas profesionalnya. Profesionalisme juga merupakan motivasi intrinsik sebagai pendorong untuk mengembangkan diri menjadi seorang profesional. Sebagai mahasiswa yang mengambil kuliah kependidikan, mahasiswa akan diarahkan menjadi seorang guru atau pendidik. “Guru” adalah suatu sebutan bagi jabatan, posisi, dan profesi bagi seseorang yang mengabdikan dirinya dalam bidang pendidikan melalui interaksi edukatif secara terpola, formal, dan sistematis, sedangkan pendidikan pada hakikatnya adalah alat untuk menyiapkan sumber daya manusia yang bermoral dan berkualitas unggul. Mengacu pengertian tersebut, profesi guru bukanlah hal yang mudah. Ada beberapa tahap untuk menjadi guru yang profesional, yaitu:
(1) tahu teori,
(2) praktek,
(3) memahami pangsa pasar, dan
(4) menjadi seorang profesional.

Guru harus berperan secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Seorang guru juga harus memiliki tanggung jawab yang tinggi karena yang dihadapkan bukanlah ‘benda’, melainkan kumpulan manusia, dimana sukses atau tidaknya mereka terdapat pengaruh peran guru didalamnya. Diperlukan pendidikan yang memadai agar mahasiswa ‘calon guru’ memiliki kemampuan kognitif, afektif, dan psikologis yang baik, sebagai bekal mendidik generasi penerus bangsa dan tercapainya tujuan pendidikan. Dalam hal ini, guru juga harus menjadikan murid sosok yang ‘cerdas’, yakni tidak sekedar mengerti, tetapi juga dapat mengimplementasikan stimulus yang diberikan oleh guru. Terdapat tiga tahap dalam manajemen pendidikan, yaitu
(1) tahap perencanaan,
(2) tahap pelaksanaan, dan
(3) tahap evaluasi.

Guru diharapkan dapat melaksanakan TQM (total quality manajemen), yakni menyertakan pelaksanaan evaluasi monitoring pada saat perencanaan dan pelaksanaan. Dalam hal ini, guru berperan sebagai tim kaizen atau pemeriksa kelayakan.
     
2. a. Pengertian Profesi
Profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian atau keterampilan dari pelakunya. PROFESI, adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian. Profesi berasal dari bahasa latin “Proffesio” yang mempunyai dua pengertian yaitu janji/ikrar dan pekerjaan. Bila artinya dibuat dalam pengertian yang lebih luas menjadi kegiatan “apa saja” dan “siapa saja” untuk memperoleh nafkah yang dilakukan dengan suatu keahlian tertentu. Sedangkan dalam arti sempit profesi berarti kegiatan yang dijalankan berdasarkan keahlian tertentu dan sekaligus dituntut daripadanya pelaksanaan norma-norma sosial dengan baik.

   b. Pengertian Profesional
Profesional adalah orang yang menyandang suatu jabatan atau pekerjaan yang dilakukan dengan keahlian atau keterampilan yang tinggi. Hal ini juga pengaruh terhadap penampilan atau performance seseorang dalam melakukan pekerjaan di profesinya.

   c. Pengertian profesionalisme
Profesionalisme adalah komitmen para profesional terhadap profesinya. Komitmen tersebut ditunjukkan dengan kebanggaan dirinya sebagai tenaga profesional, usaha terus-menerus untuk mengembangkan kemampuan profesional, dst.
Profesionalisme berasal dan kata profesional yang mempunyai makna yaitu berhubungan dengan profesi dan memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya, (KBBI, 1994). Sedangkan profesionalisme adalah tingkah laku, keahlian atau kualitas dan seseorang yang professional (Longman, 1987).
Profesionalisme adalah suatu paham yang mencitakan dilakukannya kegiatan-kegiatan kerja tertentu dalam masyarakat, berbekalkan keahlian yang tinggi dan berdasarkan rasa keterpanggilan –serta ikrar untuk menerima panggilan tersebut dengan semangat pengabdian selalu siap memberikan pertolongan kepada sesama yang tengah dirundung kesulitan di tengah gelapnya kehidupan (Wignjosoebroto, 1999).
d. Pengertian Profesionalisasi
Profesionalisasi” adalah sutu proses menuju kepada perwujudan dan peningkatan profesi dalam mencapai suatu kriteria yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.


3. A. Berikut adalah persiapan untuk CPNS :

1. Persiapan Pengetahuan
Ini adalah salah satu syarat mutlak untuk lolos test CPNS 2012 ini, dengan membekali diri dengan pengetahuan, maka kita ibaratnya mempunyai persenjataan yang lengkap untuk maju di medan laga. Saya waktu itu membutuhkan waktu 1,5 bulan untuk mempelajari materi materi ujian CPNS. Saya gunakan waktu 1,5 bulan itu dengan bersungguh sunguh belajar.

Tahan semua keinginan untuk bersenang senang atau bermain, buang jenuh dan malas belajar. fokuskan hanya satu, yaitu belajar selama 1 sampai 2 bulan untuk menentukan nasib anda kedepan. Jiplaklah Iistilah dalam bahasa inggris ' NOW OR NEVER ' ..!! Maksutnya diterima tahun ini atau tidak sama sekali. jadi supaya makin termotivasi. Belajar dan belajar dengan sunguh sunguh.Persiapan pengetahuan ini meliputi soal soal untuk test potensi akademik, materi pengetahuan umum,bahasa inggris ataupun kadang soal soal teknologi informasi.

2. Persiapan Fisik
Persiapan test CPNS memerlukan tahapan yang lama, sehinga perlu kita persiapkan fisik kita supaya tetap fit dan bugar selama menjalani tahapan demi tahapan, terutama tahapan belajar yang membutuhkan kerja keras dari otak kita. perbanyak asupan nutrisi seimbang,jaga pola tidur dan selingi dengan olahraga ringan.

3. Persiapan Mental
Mental yang kuat sangat dibutuhkan untuk mampu menghadapi persaingan yang ketat. Jangan mudah minder dengan kontestan test yang banyak. karena mungkin dari 1000 orang yang mengikuti, kita anggap paling hanya 500 yang membaca. dan dari 500 yang membaca kita anggap hanya 250 yang membaca dengan sunguh sungguh. sehingga saingan kita bukalah 1000, tetapi hanya 250.


   B. Dalam Undang-Undang Nomor 43 tahun 1999 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian Bab I butir 8 disebutkan secara jelas bahwa manajemen Pegawai Negeri Sipil adalah keseluruhan upaya untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas dan  derajat profesionalisme penyelenggaraan tugas, fungsi dan kewajiban kepegawaian, yang meliputi perencanaan, pengadaan, pengembangan kualitas, penempatan, promosi, penggajian, kesejahteraan dan pemberhentian. Pada intinya manajemen kepegawaian lebih berorientasi pada  profesionalisme SDM aparatur (PNS), yang bertugas memberikan  pelayanan kepada masyarakat secara jujur, adil,  dan merata dalam penyelenggaraan tugas  negara, pemerintahan dan pembangunan, tidak partisan dan netral, keluar dari semua pengaruh golongan  dan partai politik dan tidak diskriminatif dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, untuk bisa melaksanakan tugas pelayanan dengan persyaratan yang demikian, SDM aparatur (PNS) dituntut memiliki profesionalisme dan wawasan global serta memiliki kompetensi yang tinggi.
Guna menjamin penyelenggaraan  tugas pemerintahan  dan pembangunan yang efektif dan efisien, serta mengoptimalkan  kompetensi PNS diperlukan sistem pembinaan yang mampu memberikan kesinambungan  terjaminnya  hak dan kewajiban PNS dengan misi tiap organisasi pemerintah. Demikian juga untuk memotivasi kinerja PNS perlu disusun pola karir dan pengembangan karir yang memungkinkan potensi PNS dikembangkan secara optimal.

   C. Pengembangan SDM aparatur (PNS) berbasis kompetensi, sangat diperlukan guna mewujudkan pemerintahan yang profesional. Kompetensi  jabatan SDM  aparatur  (PNS),  secara  umum  berarti  kemampuan dan karakteristik  yang dimiliki seorang PNS berupa pengetahuan, keterampilan, sikap, dan perilaku, yang  diperlukan  dalam  pelaksanaan tugas  jabatannya  (Mustopadidjaja, 2002). Kompentensi menyangkut kewenangan setiap individu untuk melakukan tugas atau mengambil keputusan sesuai dengan perannnya dalam organisasi yang relevan dengan keahlian, pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Disinilah kompetensi menjadi satu karakteristik yang mendasari individu atau seseorang mencapai kinerja tinggi dalam  pekerjaannya.  Karakteristik  itu  muncul  dalam  bentuk pengetahuan  (knowledge), keterampilan  (skill),  dan  perilaku (attitude) untuk  menciptakan aparatur yang memiliki semangat pengabdian yang tinggi dalam melayani masyarakat yang selalu bertindak hemat, efisien, rasional, transparan, dan akuntabel. Kompetensi yang dimiliki PNS secara individual harus mampu mendukung pelaksanaan strategi organisasi dan mampu mendukung setiap perubahan yang dilakukan manajemen.

4. Jadi tugas guru yang dimaksud adalah tugas yang terikat oleh dinas maupun di luar dinas, dan dalam bentuk pengabdian. Sehingga keberadaan guru merupakan faktor yang tidak mungkin digantikan oleh komponen mana pun dalam kehidupan bangsa sejak dahulu, karena keberadaan guru bagi suatu bangsa amatlah penting, apalagi bagi suatu bangsa yang sedang membangun, terlebih-lebih bagi keberlangsungan hidup bangsa di tengah-tengah lintasan perjalanan zaman dengan teknologi yang semakin canggih dan segala perubahan serta pergeseran nilai yang cenderung memberi nuansa kepada kehidupan yang menuntut ilmu dan seni dalam kadar dinamik untuk dapat mengadaptasikan diri. Peters dikutip Sudjana (2002:15), menyebutkan tugas dan tanggungjawab guru, yaitu: a) guru sebagai pengajar, b) guru sebagai pembimbing, dan c) guru sebagai administrator. Ketiga tugas guru di atas merupakan tugas pokok profesi guru. Dimana guru sebagai pengajar lebih menekankan kepada tugas dalam merencanakan dan melaksanakan pengajaran. Guru sebagai pembimbing memberi tekanan kepada tugas, memberikan bantuan kepada siswa dalam pemecahan masalah yang dihadapinya. Sedangkan guru sebagai administrator kelas pada hakikatnya merupakan jalinan antara pengajaran dan ketatalaksanaan pada umumnya.

Tanggung jawab guru

1. Guru sebagai pendidik
Guru adalah pendidik yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin.

2. Guru sebagai pengajar
Kegiatan belajar peserta didik dipengaruhi oleh berbagai factor, seperti motivasi, kematangan, hubungan peserta didik dengan guru, kemampuan verbal, tingkat kebebasan, rasa aman, dan keterampilan guru dalam berkomunikasi. Jika factor-faktor di atas dipenuhi, maka melalui pembelajaran peserta didik dapat belajar dengan baik. Oleh karena itu, guru harus berusaha membuat sesuatu menjadi jelas bagi peserta didik, dan berusaha lebih terampil dalam memecahkan masalah.

3. Guru sebagai pembimbing
Sebagai pembimbing perjalanan, guru memerlukan kompetensi yang tinggi untuk melaksanakan empat hal berikut, pertama, guru harus merencanakan tujuan dan mengidentifikasi kompetensi yang hendak dicapai. Kedua, guru harus melihat keterlibatan peserta didikdalam pembelajaran, dan yang paling penting bahwa peserta didik melaksanakan kegiatan belajar itu tidak hanya secara jasmaniyah, tetapi mereka harus terlibat secara psikologis. Ketiga, guru harus memaknai kegiatan belajar. Keempat, guru harus melaksanakan penilaian, contohnya :
1.  Mempelajari setiap murid di kelasnya
2.  Merencanakan, menyediakan, dan menilai bahan-bahan belajar yang akan dan/atau telah diberikan
3.  Memilih dan menggunakan metode mengajar yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, kebutuhan dan kemampuan murid dan dengan bahan-bahan yang akan diberikan
4.  Memelihara hubungan pribadi seerat mungkin dengan siswa
5.  Menyediakan lingkungan belajar yang serasi.
6.  Membantu murid-murid dalam memecahkan berbagai masalah
7.  Mengatur dan menilai kemajuan belajar siswa
8.  Membuat catatan-catatan yang berguna dan menyusun laporan pendidikan
9.  Mengadakan hubungan dengan oran tua murid secara kontinu dan penuh saling pengertian
10. Berusaha sedapat-dapatnya mencari data melalui serangkaian penelitian terhadap masalah-masalah pendidikan
11. Mengadakan hubungan dengan masyarakt secara aktif dan kreatif guna kepentingan para siswa.

Pengembangan Keterampilan Perilaku Adaptik


PERILAKU ADAPTIF

Teori belajar behavioristik adalah teori tentang perubahan tingkah laku, aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku sebagai hasil belajar yang menghubungkan stimulus dengan responnya , karena menurut saya anak usia dini memungkinkan besarnya perubahan sikap karena belum terbukanya pemikiran terhadap lingkungan dalam skala luas, sehingga stimulus yang diberikan pengajar lebih mudah dirasa dan dipahami sehingga cepat mendapat respon. B1 adalah kelas yang saya pilih sebagi objek obsevasi, didalam kelas itu terbagi menjadi 3 kelompok yang masing masing diberi nama kelompok Stroberi, kelompok apel dan kelompok Nanas yang disetiap kelompoknya terdiri dari 10 orang murid, pemilihan tempat duduk ditentukan oleh wali kelas terssebut, dengan tujuan kepribadian anak dapat berkembang dengan bersosialisasi tidak hanya dengan teman yang sudah akrab sebelumnya melainkan dengan teman – teman lainnya, walaupun banyak yang menolak untuk ditentukan pada kelompok mana mereka akan ditempatkan akan tetapi dengan ketegasan guru mereka pun menurut ini memperlihatkan perubahan tingkah laku anak yang cenderung manja dan egois dapat berubah menjadi lebih disiplin pada peraturan yang sudah di tentukan.

Menurut MEYERS, dkk (1979) perilaku adaptive adalah adaptive behavior at the very legt refers to a subject's typically exhhibited competenciens in adjustment to the culture as expected for hi/her age level, in or out of school. To be adaptive in behavior presupposes that one possesses the potential to be adaptive, but the degree and quality of actual adaptive behavior are not idential with potential.

Biasanya program bimbingan yang dapat diberikan yaitu di sekolah luar biasa (SLB), atau pendidikan khusus, yang melayani anak-anak tunagrahita.
Model bimbingan perkembangan perilaku adaptif anak tunagrahita dengan memanfaatkan permainan terapeutik dalam pembelajaran. adapun model-model ini terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut :
1. Rasional
2. Visi dan Misi Bimbingan perkembangan perilaku adaptif
3. Tujuan bimbingan perkembangan adaptif
4. isi Bimbingan perkembangan perilaku adaptif
5. Pendukung sistem bimbingan perkembangan perilaku adaptif
6. Komponen utama bimbingan perkembangan perilaku adaptif

Perilaku tertutup (convert behavior)
Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.

Ada dua hal pokok dalam perilaku adaptif, yaitu:
1. Personal living skills
menyangkut keterampilan menolong diri (makan, berpakaian, pergi kekamar mandi) – keterampilan sensorimotor – memelihara barang milik sendiri.
2. Social living skills
menyangkut keterampilan sosial (keterampilan menilai lingkungan secara tepat, berhubungan dng tata krama), menggunakan pengetahuan yang telah dimiliki dalam kehidupan sehari-hari (memahami arah untuk bepergian, menggunakan uang) dan keterampilan menyesuaikan diri dengan lingkungan terdekat
bimbingan perilaku adaptif berdasarkan atas pendekatan sistem adalah suatu cara menganalisis komponen-komponen sistem untuk membuat situasi yang mantap dan saling berhubungan antara menghimpun pandangan baru agar memberikan hasil optimal. Bimbingan perilaku adaptif mempunyai komponen utama antara lain input, proses, out put, monitoring dan evaluasi, serta balikan.

Proses Pembentukan Perilaku
Proses pembentukan perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri, faktor-faktor tersebut antara lain :

1. Persepsi
pengalaman yang dihasilkan melalui indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan sebagainya.

2. Motivasi
Motivasi diartikan sebagai dorongan untuk bertindak untuk mencapai sutau tujuan tertentu, hasil dari pada dorongan dan gerakan ini diwujudkan dalam bentuk perilaku

3. Emosi
Perilaku juga dapat timbul karena emosi, Aspek psikologis yang mempengaruhi emosi berhubungan erat dengan keadaan jasmani, sedangkan keadaan jasmani merupakan hasil keturunan (bawaan), Manusia dalam mencapai kedewasaan semua aspek yang berhubungan dengan keturunan dan emosi akan berkembang sesuai dengan hukum perkembangan, oleh karena itu perilaku yang timbul karena emosi merupakan perilaku bawaan.

4. Belajar
Belajar diartikan sebagai suatu pembentukan perilaku dihasilkan dari praktek-praktek dalam lingkungan kehing dihasilkan dari perilaku terdahulu
Layanan Bimbingan Pengembangan Perilaku Non- Adaptif Untuk Penderita Tunagrahita

Tunagrahita adalah anak yang mengalami hambatan dan keterbelakangan perkembangan mental yang memiliki intelektual jauh dibawah rata-rata sehingga mengalami kesulitan dalam tugas akademik, komunikasi maupun sosial.

Bimbingan pengembangan perilaku adaptif siswa tunagrahita di sekolah tingkat sekolah dasar atau sekolah reguler dengan pendekatan inklusi merupakan bimbingan pribadi- sosial dan konselingnya bersifat perseorangan. Konseling terhadap siswa tunagrahita dilakukan karena mereka banyak mengalami gangguan- gangguan emosional disebabkan oleh kondisi sosial yang negatif, disamping mereka sendiri tidak mampu melakukan komunikasi secara verbal (Bootzin, R. R. & Acocella, J. R., 1988: 485). Layanan konseling perorangan memungkinkan peserta didik tunagrahita mendapatkan layanan langsung oleh guru kelas selaku konselor. Bentuk bimbingan dan konseling terhadap siswa tunagrahita di sekolah perlu adanya penyesuaian yang berdasarkan atas karakteristik khusus, kebutuhan setiap siswa, tujuan dan sasaran, serta aspek perkembangan pribadi- sosial.

Tujuan bimbingan pengembangan prilaku non- adaptif siswa tunagrahita di tingkat sekolah dasar, antara lain:
a. Membantu siswa tunagrahita agar secara sosio- emosional dapat melalui masa transisi dari lingkungan sekolah taman kanak- kanak/ lingkungan keluarga ke lingkungan sekolah dasar.
b. Membantu siswa tunagrahita agar dapat mengatasi kesulitan yang dihadapinya, baik dalam kegiatan belajar maupun pendidikan pada umumnya.
c. Membantu siswa tunagrahita dalam upaya untuk mampu memahami keadaan dirinya dan lingkungan hidupnya (kelebihan, kekurangan, dan kelainan yang ia sandang).
d. Membantu orang tua siswa yang bersangkutan dalam memahami anaknya sebagai makhluk individual maupun makhluk sosial, serta kebutuhan- kebutuhannya.

Sasaran layanan bimbingan pengembangan prilaku non- adaptif di sekolah yang menangani siswa tunagrahita meliputi:
a. Bimbingan ditujukan kepada semua individu yang berkelainan tanpa memandang umur, suku, agama, dan status sosial ekonomi.
b. Bimbingan berurusan dengan pribadi yang berkelainan serta unik.
c. Bimbingan memperhatikan sepenuhnya terhadap tahap dan berbagai aspek perkembangan individu yang berkelainan, sehingga dapat mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki individu siswa tunagrahita.
d. Bimbingan memberikan perhatian utama kepada perbedaan individu yang berkelainan yang menjadi pokok layanannya.